Aku dicaci rindu. Tidak sejauh itu, namun memang jauh. Bukan karena jarak yang membuat jauh,
namun sikapmu padanya. Nya yang ia, lelaki yang sedang tampan tampanya
memelukmu ketika kau sedang lebih cantik daripada biasanya karena aku rindu.
Ada apa dengan kita? Engkau bilang engkau tidak sepergi
itu. Jauh sekali dirimu di sana, hujan datang namun tidak satupun puisi lahir
untukku. Kau cemburu karena aku direbut jarak. Namun, kekasih, jika kita
berbicara agama lagi, betapa aku lebih cemburu terhadap Tuhanmu yang benar
benar kau cintai itu?