“Walau hanya fiksi dan omong kosong, Bandung Bondowoso
tidak berpikir dua kali untuk syirik, meminta bantuan laskar jin, untuk
membangun megahnya hampir seribu candi di Prambanan sana untuk kekasih yang
belum tentu ia berhasil kawini.” Elakku.
Pakde menepuk jidatnya sampai merah. “Kau tidak akan
menyetubuhi saxophone-mu, le.
Bagaimana bisa otak yang sebegitu sintingnya yang ada di dalam batok kepalamu itu
bisa mengantarkanmu masuk Universitas Gadjah Mada.”