Sore
tidak pernah semencekam ini. Malam minggu pun tiada apa apanya. Adikku sedang
nikmat nikmatnya tidur – aku juga ingin tidur saja. Ibuku tiada tenang. Menuang
teh ke gelas saja blepotan. Ayahku, aku yakin, di Jakarta sana sedang tratapen
meratapi nasib anaknya yang pertama. Aku, lebih mengerikan dari semua di atas –
menulis cerpen.
Waktu
situs SBMPTN menunjukan waktu 6 menit. Terkencing kencing sudah aku dibuatnya.
Ibuku makin ndredeg, banyak panci berjatuhan di dapur. Ayah, aku yakin, di
Jakarta sana sedang dzikir untuk nasib anaknya yang pertama. Sedangkan adikku,
masih tidur lelap dengan lotion anti jerawat di wajahnya.
Waktu
terus berjalan, aku makin tidak tenang, bernafas pun berat. Jangankan bernafas,
mengedipkan mata pun aku susah. Ibuku sedikit menangis, terdengar parau samar
samar. Ayahku tidak tenang mengikuti rapat. Adikku masih saja mengorok.
Ingin
aku teriak. Waktu terasa sangat mengerikan. Seperti menunggu hasil SBMPTN –
sebentar, kita memang sedang melakukanya.
Oh
tuhan, waktu menunjukan 2 menit. Aku siapkan kartu SBMPTNku. Gegabah tanganku
mengetik cerpen. Sayu mataku melihat nomor peserta SBMPTNku. Paragraf ini
paling tidak membuahkan 20 typo.
Tidak
ada 1 menit, aku menangis, serius. Ibuku hampir pingsan. Adikku sudah pingsan
dari tadi. Ayahku di Jakarta sana dibangunkan oleh koleganya yang usut punya
usut juga tidak tenang menunggu aku yang sudah dianggapnya keponakan sendiri
menunggu hasil SBMPTN.
20
detik. Ibuku pingsan. Adikku masih tidur.
10
detik. Ibuku setengah siuman.
Website
dibuka, Ibuku sadar. Tanganku dengan kencangnya menulis nomer peserta SBMPTN.
Tak tertahankan keringat dingin dan kencing keluar tanpa ijin. Seluruh buluku
merinding. Ibuku hampir menyileti tanganya sendiri.
Dan
ketika enter kutekan, waktu berhenti.
Betapa
indah tuhan merancang seluruh scenario hidupku. Konstelasi maha indah dari Gusti Allah. Dalam selang satu detik yang
membuat segala zat beku itu, aku melihat seluruh teman temanku IPS, mereka yang
kalian anggap manusia tidak punya masa depan cerah, memelukku erat erat.
Kulihat guru guruku yang selalu melindungi anak IPS dari fitnah fitnah
perkambing hitaman menjunjung tubuhku yang gempal. Kuingat bapak bapak yang
mencibirku saat aku ikut olimpiade sains tempo hari berdiri, mengangguk anggukan
kepala serambi mengacungkan dua jempol kepadaku. Ada ayah dan ibuku tak henti
hentinya mengucap salawat dan dzikir.
Ketika
waktu berjalan lagi, aku langsung terkulai lemas. Ibuku menangis sejadinya
serambi sujud syukur. Adikku loncat bangun dan memberiku selamat kencang
kencang.
Di
website SBMPTN, tertulis namaku, dinyatakan lulus SBMPTN 2015, jurusan
Akuntansi, Universitas Gadjah Mada.
Terimakasih,
Cerita Pojok Kelas, terimakasih
SOLO
Soloku
indah
Soloku
manis
Terimakasih
atas semua cinta
Bujuklah
aku agar tidak menangis
Indra.
yeeaaaay selamat jadi Mahasiswa ! ;)
ReplyDeleteperjuanganmu masih panjang, semangat semangat. hahaha
Terima kasih, gan! Terimakasih juga sudah mampir :D
DeleteWah keren nih, jadi anak UGM, nggak semua orang bisa masuk disana
ReplyDeletekuliah baru saja dimuali tugas masi banyak yang menumpuk sebelum berperang :)
Wahahaha iya mas, jalan masih panjang. Terimakasih sudah mampir, mas :D
Deleteaku baca dari awal, ya ampun iktu deg degan. selamat yaaa.... aku tahun lalu juga sakit perut dan mules nungguin pengumuman. aku lewat jalur snmptn. ciaaa anak UGM. selamat ya :D
ReplyDeleteWahahaha sebegitunya kah mbak. Maturnuwun udah mampir, mbak :D
DeleteSelamat ya kakak, semoga aku bisa nyusul s2 kesana ya. Amiiiiiin :D
ReplyDeleteAMIN. Terimakasih udah mampir :D
DeleteKok gue rada geli ya baca gaya bahasan tulisan ini XDD Selamat!! Akhirnya perjuangan keras selama ini terbayar juga, dan buku-buku soal yang telah dibantai secara tidak manusiawi itu udah bisa disingkirkan selama-lamanya, ngoahaha. Sama nih, gue maba juga :")
ReplyDeleteTapi menyentuh kan? Btw terimakasih udah mampir :D
Delete