Cerita
yang akan anda baca berikut ini bukanlah cerita menye menye tentang lelaki yang
melupakan hari ulang tahun kekasihnya bla bla bla bla bla happy ending. Sebenarnya
tidak ada hubunganya dengan ulang tahun. Hanya saja hari Jumat itu penuh dengan
ucapan ulang tahun. Aku pun merasa bodoh.
Sudah bukan hitungan jari kelasku
membuat guru guru menangis. Dari guru tetap sampai guru PPL. Kiranya aku masih
bisa mendengar guru PPL matematika tempo hari blak-blakan sesenggukan di depan
kelas. Atau bahkan wali kelasku sendiri. Kurang ajar betul. Kiranya guru PPL
yang cukup punya nyali untuk survive di kelas kami hanya PPL Ekonomi, Geografi,
Sosiologi dan Akuntansi. Mungkin gegara mereka mengajar materi IPS sehingga
mereka sudah cukup keras dan tahu diri untuk kami hajar di tempat. Hebat bukan main.
Apa yang akan seorang peternak
kuda lakukan jika melihat ada seekor kudanya yang tidak ikut menggelinjang liar
dengan kawananya ? Tentu ia akan mendiagnosa dengan ilmu medis ini itu. Kuda
itu hamil barangkali. Hanya saja kuda itu laki laki. Jadi mungkin kuda itu mengidap
diare hebat. Kira kira begitulah analogi kehidupanku di kelas. Aku adalah kuda
diare di chariot perang para kesatria yunani.
Betul saja apa yang dikata ilmu
sosiolog. Individu akan adaptasi dengan lingkunganya. Kuda diare ini mencoba
sekuat perutnya untuk lari walau ingin rasa terkencing kencing dan cepirit
cepirit. Aku mencoba nakal sebisaku. Ah, anak muda labil. Khilaf sekali aku
waktu itu. Asal kalian tahu saja, aku pernah setelah makan di kantin langsung
masuk ke kelas. NGGAK PAKE MINUM. Tentu ini adalah prestasi dalam dunia
delinquent terbesarku. Bayangkan, aku yang metabolisme nya jelek ini nekat
tidak minum air. Emo sekali aku.
Aku mempelajari seluruh konsep
kenakalan anak anak kelasku. Pada dasarnya, mereka melakukan hal yang merugikan
diri sendiri seperti mereka meninggalkan fasilitas guru mengajar sehingga SPP
mereka terbuang percuma. Seperti yang aku tulis di paragraph sebelumnya, aku
tidak BAB selama dua hari dan naik sepeda pun berat rasanya.
Hal dasar yang kedua adalah
menjelekkan nilai. Kawan, aku masih berpikir panjang. Aku tidak ingin tinggal
kelas. Bisa bisa mati didamprat aku jika orang tuaku yang sudah mendapati
anaknya masuk ke jurusan IPS ini masih mendapati anaknya mendapat nilai jelek.
Aku dalami lagi konsep nakal. Nakal
yang paling dasar adalah membuat kegaduhan. Kawan, aku ini pemain biola dan
fingerstyler gitar. Perkusi gaduh bukanlah halku. Tidak akan lucu jika ketika
guru masuk, aku menyuguhinya dengan Symphony number 9 dari mendiang Beethoven.
Itu jauh dari kata nakal. Maka ini adalah asal muasal kekhilafanku. Aku hanya
ingin diterima di lingkungan sekitarku tapi shit wasn’t so cash.
Setelah istirahat pertama adalah mapel
bahasa Inggris. Sudahkah kalian tahu aku cukup fluent dalam berbahasa Inggris
sejak umur 5 ? Tidak, aku bukan tipe penjilat guru. Hubungan guru-murid antara
aku dengan guru guru bahasa Inggris sungguh professional. Dan kali ini adalah
pelajaran Mamah Rut.
Kiranya aku telah menjadi event
organizer kekalutan ini. Ketika Mamah Rut memasuki kelas, entah apa yang aku
pikirkan, aku menyanyikan lagu “Selamat ulang tahun” sampai bait “…dan bahagia”.
Kelas sejenak begitu sepi. Sejenak.
Ketika di ‘sejenak’ itu, aku duduk
dan mempersiapkan buku pelajaran. Tapi ya tuhan, aku adalah korek api yang
sudah menyalakan sumbu TNT. Dan ‘sejenak’ itu tadi adalah waktu dari api ini
memakan habis penyulut. Kini kelas meledak tanpa komando lebih lanjut. Mereka
adalah bajingan bajingan yang penuh dengan inisiatif. Lagu Selamat Ulang Tahun
dinyanyikan seluruh kelas XI S2. Aku hanya diam tidak tahu apa apa. Belum sadar
diriku.
Dalam hati aku menyumpahi mereka
satu per satu. Dan, biadab sekali, dari kelas sebelah, XI S3 dan XI S4, juga
ikut menyayikan selamat ulang tahun. MEREKA MENYANYI DI DALAM KELASKU. BRENGSEK
SEMUAAAAAAAAAAA. Mamah Rut sangat emosi menyuruh kami pengidap hyper aktif ini
untuk diam. Mamah Rut sedang menginjak injak api gairah yang sudah kusulut.
Mereka tidak akan berhenti sebelum mendapatkan klimaks.
Tuhan, aku adalah konduktor orchestra
Selamat Ulang Tahun yang jelas akan berbuah kematianku di tangan BK. Aku adalah
solo intro. Teman teman kelasku adalah instrument string. Alat music tiup
dimainkan oleh kelas sebelah. Perkusi dimainkan oleh kelas sebelahnya lagi. Ini
adalah panggung yang begitu sempurna kenakalanya. Aku mulai bergidik untuk
menghadapi aftermathnya. Aku tidak kuasa untuk berteriak stop karena Mamah Rut
saja sudah muntab menyetop kami yang jelas sia sia. Dan jika guru macam Mamah
Rut marah, ya tuhan, aku dalam bencana besar.
Mimpi apa aku semalam. KELAS 12 YANG JELAS
JELAS BERBEDA GENERASI DAN BERBEDA GEDUNG DENGAN KAMI JUGA TERDENGAR JELAS IKUT
MENYANYIKAN SELAMAT ULANG TAHUN. Cressendo ini memecah ketenangan
SEKOLAH. BACA. SEKOLAAAAAAHH. DAN AKU ADALAH KONDUKTORNYA. Meledak sudah Mamah
Rut, ia muntab tidak mau mengajar. Ia keluar kelas dengan jari menunjuk ke atas
menyumpahi aku “SISWA BEJAT SISWA BEJAT”. Ketika Mamah Rut turun dari lantai
dua. Orkestra berhenti secara fade out. MATILAH AKU.
*******
Jumat itu aku habiskan di BK.
Ceramah ini itu tidak akan kutuliskan. Pokoknya adalah sebagai berikut : Mereka
semua kaget kenapa bisa aku ini menjadi provokator. Aku kiranya juga memasukan
diriku ke dalam blacklist.Untung saja aku masih diberi toleransi karena aku kiranya cukup menyumbang prestasi.
*******
Kawan, tidak bisa dipungkiri : Individu akan
mencari segala cara agar bisa diterima di mayoritas lingkunganya. Aku
sangat bodoh.Sangat sangat bodoh dan khilaf.
Ketika aku keluar dari ruang BK,
aku mendapati diriku disambut seluruh kelas XI S2. Dari belakang aku di siram
air aqua (entah itu botol aqua dengan isi air got atau apa karena baunya
sungguh tak sedap).
“Sekarang kamu sudah menjadi anak
nakal”, Pucuk seperti membaptisku. Lalu mereka bertepuk tangan seperti standing
applause atas orkestraku. Tertawa terbahak bahak.
Aku memerah sendu.
Bajingan bajingan ini adalah teman temanku yang
mengajariku hidup tidak selalu mulus.
Indra.
No comments:
Post a Comment