Wednesday, June 11, 2014

Rindu di Los Wisma

                Seingatku malam tidak pernah sedingin ini. Jauh di belahan bumi lain, ada sepasang anak SMA saling menghangatkan diri. Entah itu dengan cara sopan seperti minum coklat hangat dengan sendau gurau saling tukar cerita ataupun dengan cara amoral dengan saling mencumbu lembut.
                Sedangkan aku yang kuanggap kalian tidak butuh tahu siapa apa diriku ini, nelangsa dikunyah sepi. Hidup kedinginan dan kesepian ingin mati tetapi tak kunjung mati. Begitulah kira kira penggambaran bagaimana hidup kaum remaja jomblo. Ada yang hanya saat malam minggu atau akutnya ada yang setiap malam seperti ini.
                Aku di sini, di dalam kamar los yang dingin walau sudah kuselimuti tebal tebal setebal kerak bumi ini, menyadari birunya rindu. Parahnya status pacaran saja belum kami emban. Sepertinya jika kutulis kami itu terlalu memaksakan egoku. Nyatanya dia tahu perasaanku saja belum. Jangankan tahu perasaan, mengobrol tatap muka saja aku sudah mandi keringat dingin. Lirik mata kita sudah saling bicara. Menyakitkan sekali kebohongan pernyataan kalimat sebelum ini.  
                Di dunia modern ini, aku masih saja menanyai bulan “Apakah kau di sana yang juga melihat bulan ini merindukanku?”
                Di dunia modern ini, di mana sarana berpesan ribut saling berebut pasar pengguna, masih saja ponselku diam tanpa pemberitahuan.
                Dengan biola dan angin malam, aku melagu tembang kangen. Merindukan dirimu yang kini sudah bersama dirinya yang gondrong dan serba hitam dan cadas, dan tidak pernah menganggap diriku yang setiap malam nelangsa bersama biola dan menulis prosa ini ada. Iya, dirimu, cintaku yang sudah kulupakan namanya.

Indra.

Friday, June 6, 2014

Bukan yang Dulu Lagi

Melihatmu sekarang berboncengan denganya membuat aku yang keibuan ini mencoba sedikit nakal walau aku tahu aku menjadi munafik dan aku ingat betul ketika kau curhat heart to heart denganku, saat itu kau mengatakan kau sangat membenci orang munafik. Maka, bencilah aku sayang, benci saja aku. Jika kau tak bisa mencintaiku karena kau sudah terlanjur memilikinya tanpa sempat aku menyatakan cinta, maka benci saja aku asal jangan kau acuhkan aku.