Saturday, February 7, 2015

Sepatu Valentine


                Aku bukan umat yang merayakan Malam Minggu, jadi malam ini aku putuskan untuk mbelayang ke minimarket dekat Desa Kecil Sekali. Dengan kantong beraroma bawang, kuberanikan diri memasuki imperium koleksi barang dagang dengan pendingin ruangan yang maha agung.
                Ranjang belanja sudah berisi kudapan agar aku makin gendut. Karena aku manusia yang ingin banyak tahu, aku melanglang minimarket ke daerah makanan kaum kaum stakhanovis, ke rak bagian coklat. Sejenak aku merinding setelah mendapati di rak coklat ada bayi tanpa busana sesuka udelnya gantung diri. Oh ternyata cupid, oh ternyata sudah masuk bulan Februari, oh ternyata Valentine lagi. Bangsat.
                Aku masih beku dalam kejut. Sesaat kemudian aku disadarkan oleh pukulan keras di pundak lalu aku berontak dan teriak sejadinya, “BUKAN AKU PEMBUNUH BAYINYA.”
                Gatot terbahak, pembawaanya yang tinggi dan tampan membuat mbak mbak staff minimarket terpesona lalu lunglai dan lemas ketika gigi putih gatot bersinar bak bulan purnama Apogee di awal bulan Maret.