Thursday, July 9, 2015

SBMPTN, Terimakasih

            Sore tidak pernah semencekam ini. Malam minggu pun tiada apa apanya. Adikku sedang nikmat nikmatnya tidur – aku juga ingin tidur saja. Ibuku tiada tenang. Menuang teh ke gelas saja blepotan. Ayahku, aku yakin, di Jakarta sana sedang tratapen meratapi nasib anaknya yang pertama. Aku, lebih mengerikan dari semua di atas – menulis cerpen.


            Waktu situs SBMPTN menunjukan waktu 6 menit. Terkencing kencing sudah aku dibuatnya. Ibuku makin ndredeg, banyak panci berjatuhan di dapur. Ayah, aku yakin, di Jakarta sana sedang dzikir untuk nasib anaknya yang pertama. Sedangkan adikku, masih tidur lelap dengan lotion anti jerawat di wajahnya.
            Waktu terus berjalan, aku makin tidak tenang, bernafas pun berat. Jangankan bernafas, mengedipkan mata pun aku susah. Ibuku sedikit menangis, terdengar parau samar samar. Ayahku tidak tenang mengikuti rapat. Adikku masih saja mengorok.
            Ingin aku teriak. Waktu terasa sangat mengerikan. Seperti menunggu hasil SBMPTN – sebentar, kita memang sedang melakukanya.
            Oh tuhan, waktu menunjukan 2 menit. Aku siapkan kartu SBMPTNku. Gegabah tanganku mengetik cerpen. Sayu mataku melihat nomor peserta SBMPTNku. Paragraf ini paling tidak membuahkan 20 typo.
            Tidak ada 1 menit, aku menangis, serius. Ibuku hampir pingsan. Adikku sudah pingsan dari tadi. Ayahku di Jakarta sana dibangunkan oleh koleganya yang usut punya usut juga tidak tenang menunggu aku yang sudah dianggapnya keponakan sendiri menunggu hasil SBMPTN.
            20 detik. Ibuku pingsan. Adikku masih tidur.
            10 detik. Ibuku setengah siuman.
            Website dibuka, Ibuku sadar. Tanganku dengan kencangnya menulis nomer peserta SBMPTN. Tak tertahankan keringat dingin dan kencing keluar tanpa ijin. Seluruh buluku merinding. Ibuku hampir menyileti tanganya sendiri.
            Dan ketika enter kutekan, waktu berhenti.
            Betapa indah tuhan merancang seluruh scenario hidupku. Konstelasi maha indah dari Gusti Allah. Dalam selang satu detik yang membuat segala zat beku itu, aku melihat seluruh teman temanku IPS, mereka yang kalian anggap manusia tidak punya masa depan cerah, memelukku erat erat. Kulihat guru guruku yang selalu melindungi anak IPS dari fitnah fitnah perkambing hitaman menjunjung tubuhku yang gempal. Kuingat bapak bapak yang mencibirku saat aku ikut olimpiade sains tempo hari berdiri, mengangguk anggukan kepala serambi mengacungkan dua jempol kepadaku. Ada ayah dan ibuku tak henti hentinya mengucap salawat dan dzikir.
            Ketika waktu berjalan lagi, aku langsung terkulai lemas. Ibuku menangis sejadinya serambi sujud syukur. Adikku loncat bangun dan memberiku selamat kencang kencang.
            Di website SBMPTN, tertulis namaku, dinyatakan lulus SBMPTN 2015, jurusan Akuntansi, Universitas Gadjah Mada.
           
Terimakasih, Cerita Pojok Kelas, terimakasih

SOLO

Soloku indah
Soloku manis
Terimakasih atas semua cinta
Bujuklah aku agar tidak menangis


Indra.

10 comments:

  1. yeeaaaay selamat jadi Mahasiswa ! ;)
    perjuanganmu masih panjang, semangat semangat. hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, gan! Terimakasih juga sudah mampir :D

      Delete
  2. Wah keren nih, jadi anak UGM, nggak semua orang bisa masuk disana
    kuliah baru saja dimuali tugas masi banyak yang menumpuk sebelum berperang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahahaha iya mas, jalan masih panjang. Terimakasih sudah mampir, mas :D

      Delete
  3. aku baca dari awal, ya ampun iktu deg degan. selamat yaaa.... aku tahun lalu juga sakit perut dan mules nungguin pengumuman. aku lewat jalur snmptn. ciaaa anak UGM. selamat ya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahahaha sebegitunya kah mbak. Maturnuwun udah mampir, mbak :D

      Delete
  4. Selamat ya kakak, semoga aku bisa nyusul s2 kesana ya. Amiiiiiin :D

    ReplyDelete
  5. Kok gue rada geli ya baca gaya bahasan tulisan ini XDD Selamat!! Akhirnya perjuangan keras selama ini terbayar juga, dan buku-buku soal yang telah dibantai secara tidak manusiawi itu udah bisa disingkirkan selama-lamanya, ngoahaha. Sama nih, gue maba juga :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi menyentuh kan? Btw terimakasih udah mampir :D

      Delete