Tuesday, April 22, 2014

Surat dari Patriot Lingkungan





                Para patriot bumi (baca : pengendara sepeda) memang belum terurus keberadaanya di bumi Indonesia yang katanya kita cintai ini. Bullshitlah jika kalian bilang tidak. Aku tidak akan bilang ini itu tetek bengek efek rumah kaca. Itu jelas bukan pelajaran IPS. Aku mungkin akan tersinggung jika menerangkanya.  
                Hari ini adalah hari kesekian aku mendapatkan ketidak setaraan hak di jalan raya sebagai pengendara sepeda onthel. Sejak sekian lama aku hampir dilindas bis trek tetek bengek.
Ini adalah krebrengsekan yang sering kami idap..... DAN AKU ALAMI SEMUANYA SEKALIGUS HARI INI :


                PENGENDARA MOTOR TIDAK TAHU DASAR DASAR MENGGUNAKAN LAMPU SEN. Hey biadab kendaraan mesin, lampu sen itu menandakan kalian AKAN berbelok, bukan SEDANG berbelok. Aku bukan pacar kalian yang kalian kode sedikit langsung berangkat. Manusia lainya bisa saja melindas kepala anda. Sayang sekali aku hanya mengendarai sepeda.
                ORANG YANG TIDAK TAHU TEMPAT JUGA TIDAK KALAH BRENGSEK. Mungkin mereka buang air besar di wastafel dan cuci tangan di water closet. Jalur LAMBAT itu untuk SEPEDA. JALAN RAYA itu untuk sepeda MOTOR. Senanglah Tuhan membuat kalian makan lewat mulut dan buang hajat lewat dubur dan bukan sebaliknya.  
                ORANG YANG SETENGAH SETENGAH JUGA KURANG AJAR. Mereka adalah yang hidupnya tidak niat. Mereka eek tidak sampai tuntas. Baru setengah panjang sudah dipakaikan celana bahkan tanpa cuci dubur. Begitulah analoginya. Brengsek sekali mereka yang berkendara dengan kecepatan tidak cepat tidak lambat sehingga kami gerombolan penyeberang harus bermain klakson dan bel. Kurang ajar betul.
                DAN JANGAN LUPAKAN MEREKA YANG SERAKAH ZEBRA CROSS. 
Terkutuklah kalian yang seperti ini.
                Mungkin aku sedikit lebih toleran dengan mereka para kaum biru putih tetapi sudah mengendarai sepeda motor besar. Walau menyalahi kaedah ini itu yang diterapkan polisi, tapi siapalah diriku ini untuk melarang orang tua mereka yang maha kaya itu ? Ah, orang kaya.

                Jadi sudah biasa, di samping jarak rumahku ke sekolah yang kurang lebih 3km, aku menjadi pesing berkeringat ketika sampai di sekolah.

Indra.

No comments:

Post a Comment